Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur Untuk Tanaman

Petani jawa biasa menyebut Antraks dengan nama Pathek karena hampir sama dengan penyakit kulit kudis. Antraks tidak disebabkan oleh virus/bakteri melainkan oleh jamur/fungi. Pada cabai sendiri antraknosa disebabkan oleh tiga spesies jamur, yaitu Colletotrichum acutatum, Colletotrichum gloeosporioides, dan Colletotrichum capsica. Bukan hanya cabai, penyakit ini juga menyerang tanaman lain seperti tomat, terong, melon, hingga mangga.

Gejala awal penyakit ini berupa bercak bewarna hitam bulat memanjang yang menyebabkan kematian jaringan. Fungi masuk ke dalam buah dan menginfeksi biji, sehingga jika biji tersebut ditanam akan menghasilkan tanaman yang buruk. Dampak terserangnya cabai oleh penyakit ini bisa mengurangi produktifitas sebesar 50-100%. Oleh karena itu antraknosa adalah penyakit paling dominan yang menyebabkan penurunan hasil panen

Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang paling terjangkau dan banyak digunakan oleh masyarakat karena mudah ditemukan di berbagai tempat. Telur memiliki beragam manfaat bagi tubuh, seperti memperkuat sistem kekebalan dan membantu pembentukan jaringan tubuh. Namun, semakin tinggi konsumsi telur, semakin banyak pula limbah yang dihasilkan, terutama dalam bentuk cangkang telur.

 

Cangkang telur adalah salah satu jenis limbah rumah tangga yang sering diabaikan potensinya. Umumnya, cangkang telur hanya dibuang tanpa dimanfaatkan lagi karena dianggap tidak memiliki nilai guna. Limbah cangkang telur dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, antara lain pencemaran udara (karena kulit telur mengandung sisa-sisa zat kompleks dari isinya yang menghasilkan bau tidak sedap), pencemaran air (ketika hujan terjadi dan kulit telur terbawa air, sehingga air tercemar oleh sisa-sisa isi telur yang menempel pada kulitnya), serta dapat menjadi tempat berkembang biaknya penyakit dan polusi (karena beberapa bakteri dapat hidup di dalam kulit telur).

 

 

Cangkang telur mengandung sekitar 95,1% garam-garam organik, 3,3% bahan organik (terutama protein), dan 1,6% air. Sebagian besar bahan organik terdiri dari senyawa Kalsium karbonat (CaCO3) sekitar 98,5% dan Magnesium karbonat (MgCO3) sekitar 0,85%. Selain itu, karbonat hidroksiapatit (CHA) yang dapat diperoleh dari cangkang telur memiliki potensi sebagai biomaterial. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengelola limbah cangkang telur adalah dengan menggunakannya sebagai pupuk tanaman guna memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman.

Kunjungi Artikel Lainnya