Mengenal Lebih Dekat Penggerek Batang Padi dan Cara penanganan yang tepat

Penggerek Batang padi merupakan salah satu hama yang sering menimbukan kerusakan bahkan dapat menyebabkan kegagalan panen. Perkembangan penggerek batang akan semakin pesat jika kondisi cuaca panas dan air tergenang. Di Indonesia terdapat 5 (lima) spesies penggerek batang padi yang menjadi kendala di lahan irigasi. Penggerek batang padi tersebut adalah penggerek batang kuning Scirpophaga (Tryporyza) incertulas (walker), penggerek batang padi putih Scirpophaga (Tryporyza) innotata (walker), Chilo suppressalis Walker, Chilo polychrysus (Meyrick), dan Sesamia inferens (Walker). Di lapang keberadaan hama ini ditandai oleh kehadiran ngengat (kupu-kupu), kematian tunas, kematian malai dan ulat (larva) penggerekan batang.

1.Gejala serangan

Penggerek batang menyerang pertanaman padi mulai dari persemaian sampai waktu tanaman berbunga. Tetapi saat di pesemaian belum menunjukkan gejala yang jelas sehingga petani kurang waspada terhadap hama tersebut. Gejala serangan yang disebabkan oleh semua spesies penggerek batang sama pada tanaman padi.

2.Sundep

Gejala serangan pada stadia vegetatif (pembentukan daun, batang, dan anakan) dikenal dengan sebutan sundep. Jika serangan terjadi pada fase vegetatif, larva memotong bagian tengah anakan maka aliran hara ke bagian atas tanaman terganggu sehingga menyebabkan pucuk layu dan akhirnya mati. Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadia vegetatif tidak terlalu besar, karena tanaman masih dapat membentuk anakan baru.  Namun demikian, serangan pada stadia vegetatif menyebabkan tanaman tidak seragam dan peka terhadap serangan hama lain.

3.Beluk

Gejala serangan pada fase generatif dikenal dengan sebutan Beluk. Larva akan menggerek tanaman yang akan bermalai, sehingga aliran hasil asimilasi tidak sampai ke dalam bulir padi. Sehingga proses pengisian bulir padi akan terhambat, akibatnya banyak gabah hampa atau tidak berisi. Malai mudah dicabut dan pada pangkalnya terdapat bekas gerekan larva.

Pengendalian penggerek batang padi dilakukan berdasarkan pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu suatu cara pengendalian yang menggabungkan berberbagai teknik pengendalian dengan mengedapankan kelestarian lingkungan.

Pengendalian secara kultur teknis

Pengendalian penggerek batang padi secara kultur teknik, seperti penggunaan pupuk organik 2 ton/ha untuk meningkatkan musuh alami, serta menghindari tanam pada Desember-Januari, merupakan cara paling ramah lingkungan untuk menekan serangan hama.

Pengendalian secara mekanik

Pengendalian penggerek batang secara mekanik meliputi pengambilan kelompok telur di persemaian dan penangkapan ngengat massal dengan lampu (23 petromak/ha). Penggunaan feromon juga terbukti efektif mengurangi serangan.

Pengendalian secara biologi

Musuh alami penggerek batang padi, terdiri dari predator (pemakan langsung) dan parasitoid (serangga yang memparasit), sangat berperan membatasi populasi hama. Contoh predator adalah belalang Conochepalus longipennis untuk telur, serta laba-laba, capung, dan burung untuk ngengat. Parasitoid telur penggerek batang antara lain Trichogramma japonicum Ashmead, Telenomus rowani (Gahan), dan Tetrastichus schoenobii Ferriere.

Pengendalian secara kimia

Sebelum insektisida diaplikasikan, penting untuk memantau ngengat dan kerusakan tanaman (pakai lampu/feromon) guna menghindari penggunaan berlebihan yang merugikan musuh alami. Ambang kendali kerusakan adalah 6% pada stadia vegetatif dan 10% pada generatif. Insektisida dapat mengandung bahan aktif sistemik (karbofuran, tiokloprid, fipronil, karbosulfan) atau racun kontak (dimehipo, bensultaf, mitac, imidakloprid).

Alternatif pengendalian

Pengendalian penggerek batang dengan teknologi feromo seks, sehingga komunikasi antara ngengat betina dan jantan akan terganggu. Komunikasi yang terganggu menyebabkan terhambatnya proses perkawinan. Feromon seks adalah senyawa kimia yang dikeluarkan oleh ngengat betina yang masih virgin. Senyawa ini mempunyai sifat merangsang serangga jantan menemukan serangga betina untuk melangsungkan perkawinan. Senyawa ini dimanfaatkan untuk pembuatan senyawa sintetik dalam mengendalikan hama penggerek batang.

Kunjungi Artikel Lainnya