Mengapa tanaman bisa stres dan bagaimana cara mengatasinya?

Pernahkan tanaman kalian tiba-tiba layu atau daunnya gugur dan dalam jangka waktu tertentu tanaman mati? Mungkin hal itu terjadi karena tanaman sedang stress. Tak hanya manusia, ternyata tanaman pun bisa stress juga, loh. Namun, jangan bayangkan kondisi stress tanaman seperti manusia. Stres tanaman adalah kondisi di mana tanaman tumbuh dalam keadaan tidak optimal atau buruk yang berdampak negatif pada pertumbuhan dan produktivitas tanaman, kapasitas reproduksi, atau kematian jika stres melebihi batas toleransi tanaman. Hampir semua jenis tanaman bisa mengalami stress dan umumnya terjadi setelah pindah tanam karena sedang beradaptasi dengan lingkungan baru.

Penyebab Stres tanaman

Faktor penyebab stres tanaman dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor biotik dan faktor abiotik atau lingkungan.

  1. Stres Biotik

Stres biotik adalah salah satu faktor lingkungan paling penting yang terjadi karena adanya interaksi antara tanaman dengan tanaman atau dengan makhluk hidup lainnya. Interaksi ini bisa menyebabkan kerusakan ringan yang masih bisa dipulihkan oleh tanaman atau kerusakan berat hingga menyebabkan tanaman mati. Hampir semua jenis patogen seperti virus, bakteri, dan jamur bisa menyebabkan stres biotik pada tanaman. Ringkasnya, stres biotik adalah tekanan dari luar yang disebabkan oleh makhluk hidup, yang mengganggu pertumbuhan tanaman dan bisa memengaruhi semua bagian tanaman mulai dari sel, jaringan, organ, hingga seluruh tanaman atau bahkan keseluruhan ekosistem tanaman.

  1. Stres abiotik

Stres abiotik adalah tekanan dari luar yang berasal dari faktor non-hayati (bukan makhluk hidup) yang dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman dalam jangka waktu lama. Dalam kondisi normal, setiap tanaman memiliki kemampuan untuk menjalankan proses hidupnya dan tumbuh hingga mencapai tahap matang. Namun, adanya stres abiotik atau perubahan pada faktor lingkungan bisa mengganggu fungsi fisiologis, biokimia, dan metabolisme tanaman, yang pada akhirnya mempengaruhi pertumbuhannya. Beberapa penyebab stress abiotik antara lain:

  • Kekeringan atau kelebihan air (genangan),
  • Suhu yang terlalu tinggi atau rendah,
  • Racun logam,
  • Salinitas tanah yang tinggi,
  • Cahaya terlalu banyak atau terlalu sedikit,
  • Kekurangan nutrisi di tanah.

 

Penanganan dan pencegahan stress tanaman yang tepat
  1. Stres Biotik

Penanganan stress biotik dapat dilakukan dengan pengaplikasian pestisida sistemik yang tepat, yaitu insektisida untuk hama, fungisida untuk jamur, bakterisida untuk bakteri, herbisida untuk gulma, dan lain-lain. Pencegahan sebelum stress biotik juga tak kalah penting. Pengaplikasian pestisida kontak dapat menghindari serangan hama dan penyakit, penggunaan mulsa dapat meminimalisir gulma di sekitar pertanaman, penggunaan perangkap hama seperti insecnet untuk mengurangi serangan hama, pemberian pembatas seperti jaring disekeliling lahan untuk mencegah hewan yang merusak, serta pengaturan jarang tanam dapat mengurangi persaingan air dan unsur hara antar tanaman.

  1. Stres Abiotik

Penanganan tanaman yang sudah terkena stress abiotik dapat diaplikasikan ZPT atau Nutrisi. Asam amino dan asam salisilat adalah jenis nutrisi tambahan yang banyak digunakan untuk memulihkan atau menangani stres. Selain itu penyiraman teratur juga membantu mempercepat pemulihan. Pencegahan stress abiotik dapat dimulai dengan pemilihan benih yang tahan, pindah tanam di sore hari dengan menyertakan akar dan tanahnya, gunakan penutup seperti pelepah atau daun pisang agar tidak layu saat terkena terik matahari, penyiraman yang tepat, menggunakan ajir agar tanaman tidak rubuh, irigasi dan drainase yang baik, penggunaan waring atau plastic UV guna menghindari paparan matahari langsung, tidak overdosis pupuk dan pestisida serta tidak menggunakan pupuk kompos yang belum jadi sempurna.

Kunjungi Artikel Lainnya