jamur jahat yang menyerang tanaman
Layu Verticillium

Layu Verticillium adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Verticillium spp., yang menginfeksi sistem vaskular tanaman, khususnya pembuluh pengangkut air (xilem). Jamur ini menghalangi aliran air dan nutrisi ke seluruh bagian tanaman, menyebabkan gejala seperti daun menguning, layu, dan pertumbuhan terhambat. Jika tidak segera diatasi, tanaman yang terinfeksi dapat mati secara bertahap, mulai dari daun hingga akar. Penyakit ini dapat menyebar melalui tanah, air irigasi, atau alat pertanian yang terkontaminasi, serta kotoran hewan yang mengkonsumsi tanaman sakit.

Tanaman yang terinfeksi verticillium akan menunjukkan gejala seperti daun menguning, terutama pada daun terendah, yang kemudian layu dan kering meskipun tanaman masih mendapat cukup air dan sinar matahari. Batang dan daun tanaman yang terinfeksi akan tumbuh lebih kecil dan lebih lemah. Jika batang tanaman dipotong, pembuluh air di dalamnya akan tampak berwarna cokelat atau hitam. Tanaman yang rentan terhadap penyakit ini seperti terong, kentang, tomat, dan melon, serta beberapa pohon buah-buahan. Gejala pada tanaman lain bisa mencakup munculnya bintik kuning di daun, yang berkembang menjadi nekrosis cokelat besar, dan garis gelap memanjang di batang yang berwarna cokelat kemerahan.

Jamur Fusarium spp

Jamur Fusarium spp. adalah patogen tular tanah yang dapat dorman selama 30 tahun sebelum melanjutkan infeksi pada tanaman. Penyakit layu fusarium disebabkan oleh jamur ini, yang menyerang tanaman di dataran rendah dan menyebabkan tanaman layu serta mati dalam waktu 14 hingga 90 hari. Patogen ini mengganggu permeabilitas membran plasma tanaman melalui toksin likomarasmin, serta menghasilkan enzim pektolitik seperti pektinmetilesterase (PME) dan depolimerase yang memecah bahan pektin di dinding xilem. Ini menyebabkan pembuluh xilem tersumbat oleh fragmen asam pektat, yang memunculkan warna cokelat khas pada pembuluh tanaman yang terinfeksi.

Fusarium spp. menyerang tanaman yang lemah akibat kekeringan, kekurangan hara, atau terlalu banyak buah. Jamur ini menginfeksi tanaman melalui jaringan meristem pada ujung akar dan berkembang dalam kondisi suhu tanah hangat serta kelembaban rendah. Morfologinya mencakup mikronidia dan makronidia, dengan koloninya berwarna ungu, tepinya bergerigi, serta permukaannya kasar dan bergelombang. Jamur ini membentuk konidium dan konidiofor bercabang, dengan miselium terdapat di dalam sel-sel pembuluh dan jaringan tanaman.

Embun tepung

Jamur penyebab penyakit embun tepung, seperti Oidium tingitanium dan Podosphaera xanthii, memiliki morfologi yang khas. Jamur ini membentuk spora berupa tepung putih yang menutupi permukaan daun, tunas, dan buah tanaman yang terinfeksi. Konidia atau spora yang dihasilkan jamur ini sangat halus dan terbawa oleh angin untuk menyebar ke tanaman lainnya. Pada permukaan daun, spora putih ini berkembang menjadi massa yang kemudian berubah warna menjadi coklat seiring dengan kemajuan infeksi. Serangan jamur ini dapat menyebabkan nekrosis pada daun, yang mengarah pada pengeringan daun tanpa gugur.

Ciri-ciri infeksi embun tepung sangat terlihat pada permukaan atas daun, yang awalnya terdapat bercak putih kecil menyerupai tepung. Seiring waktu, bercak ini berkembang dan menyebar, akhirnya menutupi seluruh permukaan daun dengan lapisan spora yang tebal. Pada tahap lanjut, daun akan menguning, kering, dan bisa gugur. Infeksi juga bisa merusak buah, dengan gejala berupa bercak putih yang kemudian berubah menjadi coklat dan kutil, mempengaruhi kualitas buah.

Cercospora

Penyakit bercak daun Cercospora, disebabkan oleh jamur Cercospora janseana, umumnya menyerang tanaman padi, terutama di lahan dengan kekurangan unsur nitrogen dan kalium. Jamur ini membentuk konidiofor berwarna coklat yang muncul melalui mulut kulit dan dapat berkumpul dalam kelompok hingga tiga. Konidium ini tersebar melalui angin dan menyebabkan infeksi pada daun padi, yang menyebabkan bercak sempit dan memanjang berwarna coklat kemerahan yang sejajar dengan tulang daun. Pada serangan yang lebih parah, bercak ini dapat meluas ke upih daun, batang, dan bunga, menyebabkan kerusakan pada daun bendera saat tanaman mendekati masa masak.

Serangan Cercospora janseana dapat terjadi pada daun muda maupun daun tua, namun gejalanya baru muncul setelah sekitar 30 hari sejak infeksi. Penyakit ini memperburuk kualitas gabah karena mengganggu proses fotosintesis pada daun dan mengurangi pengisian gabah, sehingga menghasilkan gabah yang kurang sempurna atau hampa. Jamur ini juga dapat bertahan dari musim ke musim melalui biji atau sisa tanaman yang terinfeksi. Penyebarannya dipercepat oleh percikan air yang membawa spora ke daun lain, dan pengendalian umumnya dilakukan dengan penyemprotan fungisida pada fase anakan maksimum, pembungaan, dan pengisian gabah.

Kunjungi Artikel Lainnya