Gejala Moler dan mengatasinya pada tanaman bawang merah

Serangan hama dan penyakit merupakan masalah besar dalam budidaya bawang merah, yang dapat mengarah pada gagal panen atau penurunan produksi. Salah satu penyakit utama yang sering mengganggu pertanaman bawang merah adalah penyakit moler, yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp. cepae. Penyakit ini sangat merugikan petani karena serangannya cepat dan dapat menyebabkan kematian tanaman, yang berimbas pada penurunan hasil panen hingga 50%. Kerugian akibat infeksi penyakit ini sangat besar, dengan tingkat kerusakan lebih dari 50% pada tanaman yang terinfeksi.

Gejala penyakit moler meliputi pembusukan akar, perubahan warna pada umbi, dan pembentukan miselium jamur berwarna putih pada bagian dasar umbi. Pada daun, gejalanya termasuk perubahan warna menjadi kuning atau hijau pucat, serta daun yang meliuk, melintir, atau melengkung. Serangan yang berlanjut dapat membuat tanaman mudah tercabut karena akar membusuk. Jamur ini menghambat pengangkutan air dan hasil fotosintesis ke seluruh tanaman, yang menyebabkan tanaman kekurangan nutrisi dan akhirnya mati. Fusarium adalah jamur tular tanah yang bersifat sistemik dan dapat bertahan lama di dalam tanah, sehingga pengendaliannya dengan fungisida menjadi sulit.

Penyakit moler biasanya mulai menunjukkan gejala sekitar 5–10 hari setelah tanam, dengan gejala lebih jelas terlihat dalam 3 minggu jika tanah terinfeksi. Infeksi penyakit ini dapat mengakibatkan pembusukan pada umbi bawang merah, menghasilkan umbi yang lebih kecil dan jumlah yang lebih sedikit dibandingkan tanaman yang sehat. Oleh karena itu, pengendalian penyakit ini memerlukan perhatian serius, termasuk pencegahan dengan rotasi tanaman, pemilihan bibit sehat, dan pengelolaan kebersihan lahan untuk mengurangi penyebaran patogen.

Meskipun F. oxysporum f.sp. cepae dapat bertahan lama di tanah, ada berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk mengelola penyakit ini, baik melalui pencegahan maupun pengendalian

Pencegahan Penyakit Moler pada Bawang Merah
  1. Lakukan pergiliran tanaman dengan jenis yang bukan inang jamur oxysporum untuk memutus siklus hidup patogen.
  2. Tanam varietas bawang merah yang tahan terhadap penyakit moler, seperti varietas Ilokos.
  3. Aplikasikan Trichoderma koningii untuk mencegah infeksi dan meningkatkan hasil tanaman.
  4. Gunakan pupuk organik dan agens hayati seperti Trichoderma sp., Trichocompos, dan Gliocladium sp. untuk mengurangi infeksi jamur.
  5. Aplikasikan fungisida pada tanah yang telah diolah untuk mematikan patogen sebelum penanaman.
Pengendalian Penyakit Moler pada Bawang Merah
  1. Cabut dan musnahkan tanaman yang terinfeksi segera untuk mencegah penyebaran penyakit.
  2. Tingkatkan drainase dan jaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran patogen.
  3. Aplikasi asam salisilat (5-7,5 ppm) dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan mengurangi intensitas infeksi.
  4. Penggunaan jamur Trichoderma sp. sebagai agen pengendali biologis efektif mengurangi penyakit dan lebih ramah lingkungan daripada fungisida.
Kunjungi Artikel Lainnya