PENYEBAB BUSUK AKAR CABAI DAN CARA PENGENDALIANNYA

Penyakit busuk akar merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya cabai. Penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Phytophthora capsica. Penyakit ini dapat menyerang seluruh bagian jaringan tanaman, termasuk akar, pangkal batang, batang, daun, dan buah, menyebabkan lesio kebasahan dan kerusakan yang tinggi.

Dampak dari penyakit ini adalah rendahnya produktivitas cabai, karena tanaman yang terinfeksi dapat menjadi layu dan mati. Akar yang terinfeksi menunjukkan gejala bercak basah atau lesio kebasahan yang berwarna cokelat. Baik akar tunggang maupun akar lateral dapat terinfeksi, dengan akar lateral kecil sering membusuk dan memperpendek akar tunggang. Pembusukan ini menghambat aliran air dalam jaringan tanaman, menyebabkan daun menjadi layu. Layu yang terjadi saat matahari terik dapat menyebabkan buah terbakar (sunburn).

Penyakit ini menyebar melalui air dan sering muncul saat hujan lebat. Penyakit juga dapat terjadi pada awal musim, terutama pada tanaman muda yang terlalu banyak disiram. Penyebarannya terjadi dari satu tanaman ke tanaman lain melalui daun yang basah. Gejala utama busuk akar adalah tanaman yang layu meski tanah tetap lembab. Seiring berkembangnya penyakit, batang tanaman bisa layu dan mati hingga ke tanah, atau seluruh tanaman lada kehilangan daunnya.

gloeosporioides, dan Colletotrichum capsica. Bukan hanya cabai, penyakit ini juga menyerang tanaman lain seperti tomat, terong, melon, hingga mangga.

Gejala awal penyakit ini berupa bercak bewarna hitam bulat memanjang yang menyebabkan kematian jaringan. Fungi masuk ke dalam buah dan menginfeksi biji, sehingga jika biji tersebut ditanam akan menghasilkan tanaman yang buruk. Dampak terserangnya cabai oleh penyakit ini bisa mengurangi produktifitas sebesar 50-100%. Oleh karena itu antraknosa adalah penyakit paling dominan yang menyebabkan penurunan hasil panen

Oleh karena itu, agar tanaman cabai kita tidak mati karena penyakit ini, pengendaliannya harus dilakukan sejak dini. Berikut cara pengendalian terhadap serangan penyakit ini:

  1. Drainase yang baik

Untuk mencegah infeksi yang tinggi pada lahan, penting untuk menghindari area yang mudah tergenang air, membuat bedengan dengan bentuk kubah, serta memastikan tidak ada cekungan di sekitar tanah tanaman.

  1. Pemupukan berimbang

Pemberian dosis nitrogen yang terlalu tinggi dapat meningkatkan kejadian penyakit. Penggunaan pupuk ZA (amonium nitrat) dapat menurunkan pH tanah menjadi lebih asam. Penambahan pupuk ZA terbukti dapat mengurangi penyakit yang disebabkan oleh Phytophthora spp.

  1. Sanitasi lahan

Tanaman yang terinfeksi dapat menjadi sumber inokulum yang meningkatkan penyakit di lahan. Melakukan sanitasi lahan dengan mencabut tanaman yang sakit dapat mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. Tanaman yang dicabut sebaiknya dibuang jauh dari area pertanaman atau dibakar.

  1. Lawan dengan agen hayati Tricoderma spp.

Trichoderma adalah cendawan endofit yang sering ditemukan pada akar, daun, dan tanah. Cendawan ini tidak berbahaya bagi tanaman dan memiliki sifat antagonis terhadap patogen, termasuk Phytophthora spp. Trichoderma harzianum sering digunakan, dengan aplikasi pada bedangan setengah jadi sebanyak 500 kg/ha atau pada lubang tanam.

  1. Menggunakan varietas lahan

Varietas cabai yang tahan terhadap penyakit Phytophthora dapat membantu mengurangi kerugian akibat infeksi penyakit ini. Untuk cabai rawit, varietas Lokal Lembang dan Midun diketahui tahan terhadap Phytophthora sp.

  1. Pengaplikasian fungisida sintetik

Pengendalian Phytophthora capsici umumnya dilakukan dengan fungisida sintetik, baik sistemik (dimetomorf, simoksanil) maupun kontak (Mankozeb, Propineb, Klorotalonil, Maneb). Aplikasi fungisida dilakukan setiap 3 hari, dengan rotasi bahan aktif untuk mencegah resistensi dan perkembangan galur patogen baru.

Kunjungi Artikel Lainnya