3 JENIS JAMUR BAIK UNTUK TANAMAN
Jamur Trichoderma

Jamur Trichoderma sp. adalah salah satu jamur antagonis yang efektif digunakan sebagai fungisida hayati untuk mengendalikan berbagai patogen tanaman. Penelitian menunjukkan bahwa Trichoderma sp. dapat menghambat perkembangan jamur patogen seperti Fusarium oxysporum yang menyebabkan penyakit layu dan Phytophthora capsici. Selain berfungsi sebagai agen pengendali penyakit, Trichoderma sp. juga berperan dalam mendukung pertumbuhan tanaman dengan menyediakan unsur hara melalui proses dekomposisi bahan organik di media tanam.

Jamur ini tumbuh optimal pada suhu 6°C hingga 41°C dan pH 3-7, serta menggunakan sukrosa dan glukosa sebagai sumber karbon. Untuk membiakkannya secara buatan, Trichoderma sp. dapat dipelihara melalui starter yang terbuat dari campuran beras dan sekam padi yang dikukus, kemudian diinokulasi dengan biang Trichoderma. Setelah starter berkembang, jamur ini dapat dibudidayakan lebih lanjut pada media kompos untuk menghasilkan populasi yang lebih besar.

Selain mengendalikan patogen, Trichoderma sp. juga berfungsi sebagai stimulator pertumbuhan tanaman dengan menghambat jamur penyebab penyakit seperti Ganoderma dan Sclerotium rolfsii. Penggunaannya sebagai biofungisida sangat efektif jika dilakukan secara preventif, dimulai sejak tanaman berada di tahap persemaian hingga dewasa, untuk menjaga keseimbangan ekosistem mikroba di sekitar akar tanaman. Meskipun aplikasi kuratif juga diperlukan untuk tanaman yang terinfeksi, tindakan ini harus disertai dengan pembedahan dan penghancuran bagian tanaman yang sakit.

Jamur Mikoriza

Mikoriza adalah jamur yang membentuk simbiosis dengan akar tanaman untuk meningkatkan ketahanan terhadap patogen dan mempercepat pertumbuhan. Biasanya, simbiosis ini bersifat mutualisme, meskipun dalam beberapa kasus bisa bersifat parasitisme lemah. Mikoriza memerlukan akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya, dan beberapa tanaman bahkan bergantung pada mikoriza untuk tumbuh dengan baik. Mikoriza terbagi menjadi dua jenis utama: ektomikoriza, yang menempel pada permukaan luar akar, dan endomikoriza, yang menginfeksi bagian dalam akar. Keduanya membantu tanaman menyerap nutrisi dan air dari tanah dengan lebih efisien.

Ektomikoriza berperan dalam meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara dan air, serta melindungi akar dari cekaman abiotic dan biotic. Mikoriza ini umumnya ditemukan pada tumbuhan seperti pinus dan dipterocarpaceae, serta termasuk dalam filum Basidiomycota dan Ascomycota. Sebaliknya, endomikoriza menginfeksi bagian dalam akar, terutama pada tanaman semusim seperti kacang, padi, dan jagung, tanpa menyebabkan perubahan morfologi akar, meskipun mengubah penampilan sel akar. Ada tiga tipe endomikoriza berdasarkan infeksinya, yakni ericaceous, orchidaceous, dan vesikular arbuskular (MVA).

Mikoriza memiliki banyak manfaat untuk tanaman, di antaranya meningkatkan kemampuan akar dalam menyerap unsur hara dan air, terutama pada musim kemarau. Mikoriza juga melindungi akar dari infeksi patogen penyebab penyakit, serta meningkatkan ketahanan tanaman melalui induksi asam salisilat yang memperkuat pertahanan terhadap patogen. Selain itu, mikoriza mendukung pertumbuhan tanaman dengan menghasilkan fitohormon alami seperti auksin dan giberilin, serta membantu penyerapan fosfat meskipun konsentrasi unsur tersebut rendah dalam tanah.

Jamur Jakaba

Jamur Jakaba merupakan sumber organik yang digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman, terutama dalam bentuk pupuk cair yang diaplikasikan ke tanaman. Bentuk jamur Jakaba mirip dengan koral karang, berwarna cokelat di bagian atas dan kehijauan di bagian bawah, dengan tekstur yang kenyal namun mudah patah. Pembuatan pupuk Jakaba melibatkan bahan-bahan seperti akar bambu, air leri, dan dedak yang dicampurkan dalam wadah tertutup dan dibiarkan selama sekitar 14 hari agar jamur tumbuh dengan baik.

Pupuk cair dari jamur Jakaba memiliki berbagai manfaat bagi pertumbuhan tanaman. Pertama, dapat mempercepat pertumbuhan tanaman yang kerdil, terutama yang mengalami pertumbuhan lambat akibat faktor genetik, media tanam, atau penyakit. Selain itu, Jakaba juga dapat memperpanjang umur tanaman, terutama yang kekurangan nutrisi. Jamur ini juga efektif dalam mengatasi penyakit fusarium, yang sering menyebabkan penyakit hawar pada tanaman, dengan membantu mencegah infeksi dari patogen tersebut.

Dalam penggunaannya, jamur Jakaba dihancurkan terlebih dahulu menggunakan blender dan dicampur dengan air leri, lalu diencerkan dengan air. Campuran ini kemudian dapat disemprotkan secara merata ke seluruh bagian tanaman. Selain itu, Jakaba juga mengandung karbohidrat, vitamin B, mineral, dan protein yang membantu produksi hormon tumbuh seperti Auksin, Giberelin, dan Alanin, yang berperan dalam merangsang pertumbuhan pucuk daun serta mempercepat proses transportasi nutrisi dalam sel tanaman

Kunjungi Artikel Lainnya